Friday, January 9, 2015

Pengalaman Siang-Siang Bertemu Aparat Arogan.

Aparat hukum Polisi Republik Indonesia atau POLRI, yang tentunya kita tahu bertugas untuk mengayomi masyarakat tentunya bisa dibilang dapat berjalan dengan baik. bagaimana tidak sampai rombongan keluarga nikahan aja bisa dikawal oleh beberapa polisi motor. hal yang ada di benak saat melihat iring iringan itu adalah itu, keluarga polisi. tapi apa itu memang bisa dijadikan alasan untuk memberikan izin pengawalan di jalan?

hal itu terlihat dari pengalaman pribadi pada 9 januari 2015, pada pukul 2 siang. iring-iringan polisi dengan bebebrapa mobil mini bus besar terlihat dan beberapa mobil kecil lainya. namun tidak ada memeberikan tanda mobil mana mana saja yang menjadi iringanya.

tentunya polisi pada saat itu memberhentikan mobil sana sini dengan speaker suara motornya itu yang hanya sayup sayup terdengar. hal ini terus berlanjut hingga gerbang tol cilandak. entah tak jelas salah satu polisi berhenti di salah satu gerbang tol yang sebelah kanan dengan tanganya yang melambai. tanpa mengerti apa yang ia isayaratkan saya maju kedepan untuk mengikuti antrian.

tak lama kemudian ia turun dari motor menggedor kaca mobil saya. saya dan bapak saya kaget karena tidak ada salah apa-apa. dengan nada membentak ia pun langsung memaki

POL 1: tau aturan ga?! nyetir yang benar! kamu tau kita ini siapa. udah disuruh kekanan juga.

saya: lah kalo saya di suruh kekanan tapi bapak juga kenapa berenti di kanan? ngapain bapak ngelambai ngelambai aja. ga jelas juga isyaratnya apa.

POL 1: dikasitau jangan ngeyel brengsek kamu ga punya jiwa sosial, anak berengsek.

serentak punya bapak yang tempramental. membalas perkataan polisi tersebut
bapak : anda yang berengsek! ngawal seenaknya aja aparat kayak gitu.

sudah mulai terjadi cekcok, dan udah ga tau lagi apa yang umpatkan masing-masing. yang membuat saya geram adalah bapak saya yang dimakinya juga dengan kata berengsek. satu lagi polisi entah dengan gaya apa menjadi supir salah satu mobil iring iringan tadi dengan berpakaian berantakan memakai belangkon, mendatangi kami juga dan teriak.

POL 2: berengsek kalian, kalian ga tau kita aparat, kita aparat! berteriak teriak di jendela mobil orang dengan memakai belangkon, seperti orang dungu.

dan akhirnya polisi itu pergi dengan sendirinya setelah puas memaki.

terkadang suka bingung perilaku polisi yang meresahkan seperti itu, mengatas namakan dirinya POLRI namun memiliki mental preman. kita tau iring-iringan itu ditujukan untuk keperluan khusus terkhusus keperluan kenegaraan, benacana, atau rumah sakit. namun tidak halnya untuk acara nikahan keluarga yang bernaung di POLRI. dan apakah karena seorang aparat tentu bisa memaki publik dengan seenaknya?