Thursday, April 20, 2017

Pilih Pake Emosi

21.37 #Curhatan
Terima kasih buat pendukung paslon #dua yang membuat Ratna Sarumpaet, Ahmad Dhani, Rizieq Shihab tersenyum manis hari ini.
--
Gw menjadi salah satu orang yang merasakan manisnya kepemimpinan Basuki Tjahaya Purnama dan Djarot Syarifudin. Mulai dari surutnya banjir yang hanya tiga jam didaerah rumah gw, hingga pemangkasan birokrasi dikecamatan dan kelurahan saat ngurus pengurangan pajak untuk veteran kakek gw.

Pukulan telak waktu tau suara dari paslon #satu yang ngga masuk ke suara nomer #dua. Padahal PPP dan PKB sudah nyatakan dukung Badja. Ambil contoh dari hasil hitung cepat SMRC, Ahok - Djarot hanya memperoleh 41,90% suara dan Anies - Sandi 58,10%, Selisih suara 16,20%.
Melirik putaran pertama, hasil perhitungan KPU paslon #dua unggul 42,99%, #tiga 39,95%, dan #satu mendapat 17,07%. Kalaupun jumlah pemilih pada putaran kedua masih sama seperti pertama *karena gw belum tau datanya. Artinya timses Badja gagal menarik suara dari Agus - Mpok Sylvi.
Waktu nonton Mata Najwa Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari bilang Anomali terjadi pada pilkada DKI. Dimana incumbent dengan tingkat kepuasan lebih dari 70% dipastikan menang. "Tapi elemen emosi masuk ke pemilih," katanya. yang membuat voters diberikan pilihan sulit setelah adanya kasus Al Maidah 51. Dari hasil surveinya 60% responden Muslim Jakarta yang tersinggung itu akhirnya masuk pada suara paslon #tiga.
Yap, isu SARA memang lebih banyak digunakan untuk menggembosi incumbent. Terlebih ulah timses atau orang kuat dibelakangnya. yang nantinya akan menjadi antitesis Menangnya korban bully SARA pada pemilihan. Masyarakat awam juga bisa menilai hanya isu SARA yang bisa menjatuhkan paslon #dua. Harus diakui empat kali tampil debat KPU Ahok - Djarot tampil meyakinkan dibandingkan calon lainya. Cuma, dosa besar yang cukup sensitif itu..
Sehingga menurut gw pribadi, pada pilkada putaran kedua ini lebih banyak pemilih yang tidak lagi menggunakan akal sehat dalam pilihan. Lihat saja, dari data tingkat kepuasan masyarakat pemerintahan Ahok - Djarot diatas 70%, tidak sebanding dengan perolehan suaranya. kembali lagi kata Muhammad Qodari 60% responden Muslim Jakarta tersinggung dengan kasus di Pulau Seribu itu.
Menelisik waktu pilkada 2012 isu SARA juga dimainkan untuk menarik simpati dari publik. Ingat Nachrowi Ramli yang bilang 'Haiyaa Ahok' pada debat pilkada. Atau pesan broadcast soal pemimpin Kristen, Cina dan Lainya. Hanya saja, banyak media yang memberitakan 'pemilih Jakarta yang semakin cerdas' sehingga pasangan seragam kotak-kotak bisa memimpin Jakarta. Hal itu juga ditunjukan dari hasil Exit Poll Lembaga Survei Indonesia (LSI) 11 Juli 2012 pada Pilkada periode pertama dimana suara dari umat Muslim ke Jokowi - Ahok sebesar 39%. Tidak jauh berbeda dari perolehan Foke - Nara 35,3%.
Screen Shot 2017-04-19 at 11.13.06 PM.png
Walaupun penulis tidak memungkiri faktor entitas agama juga sangat menentukan pilihan seseorang di Pemilu. Lihat saja data pemilih Kristen yang masuk pada suara Jokowi - Ahok. Hanya saja menurut gw, dengan masyarakat Indonesia mayoritas Muslim sekiranya sudah lebih plural setelah pilkada 2012, ternyata. Atau dalam hal ini, sudah bisa lebih rasional memilih dengan memberatkan pertimbangan persamaan rasa pada hasil kerja.  *** dalam hati gak lihat Jakarta sekarang?
Menurut Franz Magnis Suseno dalam buku Kebangsaan, Demokrasi, Pluralisme mengatakan Pluralisme bukan Relativisme. Karena pluralisme adalah hakiki bagi Indonesia. Apabila pluralisme dikutuk perlu dikatakan dengan jelas apa yang dikutuk, dan apa yang tidak.
Makanya istilah pluralisme kadang dibajak sebagai nama untuk pandangan bahwa semua agama sama saja. Itu adalah relativisme. Apabila semua agama dianggap benar dimana letak perbedaan dan pluralitas?. posisi penulis juga tidak menyamaratakan semua agama.
Relativisme justru tidak pluralistik apalagi toleran, karena menuntut agar agama melepaskan keyakinan bahwa mereka memang benar. Sebaliknya seorang pluralis justru menerima kita mempunyai kepercayaan-kepercayaan yang berbeda. Mereka masing-masing yakin akan kebenaran mereka, tetapi perbedaan itu tidak memisahkan mereka, karena yakin meskipun iman berbeda kita bisa bersatu dengan nilai yang dimiliki bersama. Seperti hormat akan keutuhan manusia, penolakan terhadap pemakaian kekerasan atas nama agama, keadilan, kebebasan beragama, berpendapat.
Dalam hal ini penulis masih belum melihat niatan Ahok menista agama. Begitu juga memperhatikan persidangan juga seperti aneh-anehnya keterangan dari beberapa saksi. Sehingga pada pembacaan hasil sidang tuntutan besok masih ada kemungkinan tuntutan bersifat rendah atau bahkan bebas.
#terimakasihpakAhok-Djarot

Saturday, February 21, 2015


Tomy Company, Ltd. (株式会社タカラトミー Kabushikigaisha takaratomī kabushikigaishaTakara Tomy. 

is a Japanese toy, children's merchandise and entertainment company created from the merger of two companies:  Tomy (founded in 1924 as Tomiyama, changing the name to Tomy in 1963) and long-time rival Takara (founded in 1955). Merged on March 1, 2006, the company has its headquarters in Katsushika,Tokyo.


Thursday, February 5, 2015



West Bengal, Jaldapara
got interviewed from local newspaper, Utar Banga Sambad. we're the participant for India Tourism Mart 2014, Shillong.

Friday, January 9, 2015

Pengalaman Siang-Siang Bertemu Aparat Arogan.

Aparat hukum Polisi Republik Indonesia atau POLRI, yang tentunya kita tahu bertugas untuk mengayomi masyarakat tentunya bisa dibilang dapat berjalan dengan baik. bagaimana tidak sampai rombongan keluarga nikahan aja bisa dikawal oleh beberapa polisi motor. hal yang ada di benak saat melihat iring iringan itu adalah itu, keluarga polisi. tapi apa itu memang bisa dijadikan alasan untuk memberikan izin pengawalan di jalan?

hal itu terlihat dari pengalaman pribadi pada 9 januari 2015, pada pukul 2 siang. iring-iringan polisi dengan bebebrapa mobil mini bus besar terlihat dan beberapa mobil kecil lainya. namun tidak ada memeberikan tanda mobil mana mana saja yang menjadi iringanya.

tentunya polisi pada saat itu memberhentikan mobil sana sini dengan speaker suara motornya itu yang hanya sayup sayup terdengar. hal ini terus berlanjut hingga gerbang tol cilandak. entah tak jelas salah satu polisi berhenti di salah satu gerbang tol yang sebelah kanan dengan tanganya yang melambai. tanpa mengerti apa yang ia isayaratkan saya maju kedepan untuk mengikuti antrian.

tak lama kemudian ia turun dari motor menggedor kaca mobil saya. saya dan bapak saya kaget karena tidak ada salah apa-apa. dengan nada membentak ia pun langsung memaki

POL 1: tau aturan ga?! nyetir yang benar! kamu tau kita ini siapa. udah disuruh kekanan juga.

saya: lah kalo saya di suruh kekanan tapi bapak juga kenapa berenti di kanan? ngapain bapak ngelambai ngelambai aja. ga jelas juga isyaratnya apa.

POL 1: dikasitau jangan ngeyel brengsek kamu ga punya jiwa sosial, anak berengsek.

serentak punya bapak yang tempramental. membalas perkataan polisi tersebut
bapak : anda yang berengsek! ngawal seenaknya aja aparat kayak gitu.

sudah mulai terjadi cekcok, dan udah ga tau lagi apa yang umpatkan masing-masing. yang membuat saya geram adalah bapak saya yang dimakinya juga dengan kata berengsek. satu lagi polisi entah dengan gaya apa menjadi supir salah satu mobil iring iringan tadi dengan berpakaian berantakan memakai belangkon, mendatangi kami juga dan teriak.

POL 2: berengsek kalian, kalian ga tau kita aparat, kita aparat! berteriak teriak di jendela mobil orang dengan memakai belangkon, seperti orang dungu.

dan akhirnya polisi itu pergi dengan sendirinya setelah puas memaki.

terkadang suka bingung perilaku polisi yang meresahkan seperti itu, mengatas namakan dirinya POLRI namun memiliki mental preman. kita tau iring-iringan itu ditujukan untuk keperluan khusus terkhusus keperluan kenegaraan, benacana, atau rumah sakit. namun tidak halnya untuk acara nikahan keluarga yang bernaung di POLRI. dan apakah karena seorang aparat tentu bisa memaki publik dengan seenaknya?

Wednesday, November 5, 2014

ketika sebuah film pendek yang membuat semua berakhir klise

5 NOV.

tulisan ini sebenarnya sudah terlanjur basi untuk ditulis sekarang. karena kejadian ini sudah lewat sangat lama. cerita ini berawal ketika seorang pemuda yang ingin menyampaikan pesan melalui sebuah media yang tidak biasa ia lakukan.

tak mau menjadi sebuah angan ketika ia bercakap dengan teman seimpianya. melayang tinggi omongan demi omongan menjadi angan dan ingin segera di realisasikan. ketika sebuah tanda terlihat seperti tugas kampus yang harus dibuat demi sebuah kewajiban, tak ragu ku acungkan tangan untuk mengambil peran yang besar demi terbentuknya sebuah karya visual yaitu film pendek.

hari demi hari dilalui dengan sedikit omong kosong, cerita pun yang seharusnya sudah membentuk sebuah imaji, tak kunjung tiba inspirasi yang ditunggu. kembali omong kosong kulontarkan didepan para penonton. yang membuat sulit ketika membuatnya adalah menghilangkan keklisean. namun waktupun sudah terpentok dengan deadline kuputuskanlah sebuah cerita yang mengisahkan dilema sang pujangga. entah menarik entah tidak, tapi penonton sepertinya setuju untuk mengangkat cerita tersebut.

cerita ini seharusnya dibuat oleh kami ber4. namun karena satu dan lain hal, terjadi cekcok dengan teman terdekat yang seharusnya bisa sangat membantu dalam menulis sebuah cerita. yasudah lah.. justru disini bermulainya... 1#

script yang dibuat pertama kali sebelum diubah judul menjadi "satya"

hari eksekusi dari script yang di buat pun tiba, dengan bermodal sotoy dan banyaknya improvisasi yang dibuat sehingga membuat shooting ini berjalan begitu lama. membutuhkan waktu hampir seminggu. 

kami tidak bertegur sapa. rapat pun kusungkan untuk mengajaknya yang duduk disebrang dengan gaya membuka laptopnya. saling gengsi dengan perlahan pun kami berbaikan. tidak dengan cara yang langsung meminta maaf, tetapi dengan adanya film ini yang membuat kamipun berkomunikasi. mungkin ada sedikit rindu dimana sebelumnya kami menjadi rutinitas #2

sebenarnya ingin mengupload semua foto yang membantu dalam proses pembuatan film ini dibuat. banyaknya foto yang seharusnya menjadi sebuah kenangan seperti sekarang ini seketika teringat, tapi tanpa sebuah adanya dokumentasi yang dipegang, karena harddisk tolol yang minta diformat. #4

#3 tulisan ini pun sebenarnya untuk dia, dimana teringat saat ia marah dan lalu menjadi tak terkendali akan egonya. entah mengapa hal ini mengacu pada memori pembuatan film yang membuat kami sekelompok lulus matakuliah tersebut. entah welas asih dosen entah bagus, tapi aku puas ketika film ini jadi, akupun menikmati prosesnya. proses ketika mencari dirinya. #3 






Wednesday, April 16, 2014

tak pandai berucap maupun menulis

apalah daya seorang mahasiswa komunikasi, yang tak pandai berkomunikasi
tak tau apa yang dicari, hanya hayalan yang melayang jauh semakin tinggi entah kapan turunya.
seorang yang berimajinasi membuat sebuah bentuk, memperkirakan sebuah jalan yang panjang baik hambatan yang menerpa. kemarin menjadi sebuah tamparan yang luar biasa ketika melihat sosok-sosok yang selalu menjadi. entah apa yang terjadi pada diri, hanya mencari diri namun terasa sepi.

apa yang dicari, rencana hidup seperti yang di tv? entah membuat saji yang menusuk hati atau membuat dalam sunyi namun dikasihi?


Thursday, April 10, 2014

celotehan anak muda

hari ini adalah pesta demokrasi negara tercinta kita. dimana kata demokrasi yang sebenarnya masi terkesan ambigu di di telinga kita. apa sih demokrasi yang sebenarnya? sebenarnya apa yang dielu-elukan oleh masyarakat tentang demokrasi? apa memang benar ada demokrasi yang sebenar-benarnya?

gerakan demi gerakan sudah dilakukan oleh pemerintah dari satu bulan yang lalu meminta agar rakyatnya untuk mencoblos demi terbentuknya indonesia yang semakin jaya dan raya, seperti yang terlihat pada iklan-iklan kampanye. segenap cita-cita negara di kumpulkan dan di simpul menjadi sebuah perkataan manis yang diucap oleh para-para calon pemimpin demi memperoleh suara yang membuat ia dapat membuat sistem kerja baru untuk indonesia.

wajah baru ataupun wajah lama menjadi terlihat sama seperti sekelompok orang yang punya ambisi memperoleh sebuah kekuasaan. sebut lah saya orang yang naif, bahwa percaya masih ada seseorang yang bisa diharapkan, untuk menjadi tokoh bagi negeri ini. seseorang yang benar-benar negarawan.


10.00.
di sebuah kafe bilangan jakarta selatan yang sedikit terpencil, akan tetapi lumayan banyak mobil yang terparkir didepannya. berkumpul sekelompok anak-anak muda yang masih berfikir bebas dengan celotehan tentang life stylenya masing-masing. dengan ambience yang sangat hangat, dan dekorasi yang mengusung gaya vintage membuat semakin membuat kelompok ini terlarut dalam obrolan-obrolannya.

salah satu dari mereka menanyakan kepada yang lain,

A : "gimana ya kabar kasus MH370, udah ketemu katanya?"

C: "belom baru sinyal blackbox-nya aja yang ketawan di samudra hindia."

D: "iya kayaknya itu sinyalnya doang"

A: "pesawatnya kenapa ga ketemu-ketemu, nah yang aneh itu kenapa puingnya semua bisa ga ada, apa memang hancur? atau tenggelam?

B: "dari yang gw baca sih katanya itu serangan teroris, soalnya ada orang yang ngirimin foto dia lagi di tempat gelap, bersamaan sama pesan pendeknya. kata dia sih dia jadi tawanan teroris entah berada dimana, yang pasti sih ada di gurun pasir.

D: iya itu gw juga baca, ada hasil olahan photoshopnya juga tuh gambar. awalnya item doang, tapi setelah di olah diphotoshop keliatan tuh ternyata ada bayangan satu orang disitu. di pesan pendeknya sih dibilang kalo foto itu diambil di ruangan yang gelap.

A: ehh tapi menurut gw itu konspirasi!! banyak yang bilang tau, gw baru baca satu blog tadi malem, nih lo liat, gw pinjem handphone lo buat browsing.

B: emang banyak konsrpirasinya kalo masalah kayak gini emang, kalo gw masih mikir ini itu kerjaanya teroris. nih lo liat pemetaannya. nih pesawat dari malaysia mau ke cina, tapi kenapa bisa nemu sinyal black boxnya di samudra hindia?

A: nih emang iya, habibie aja pernah diwawancarain masalah ini, katanya, udah ga usah dicari lagi itu pesawat, percuma buang-buang uang. menurut gw sih tuh pesawat meledak di atas jadi pecahanya kemana-mana. entah udah tenggelem ato ancur. jadi mending di ga usah dicari lagi. trus juga kasus ini kyk blog tadi malem yang gw baca itu, kasus ini konspirasi politiknya amerika, indonesia, cina. orang-orangnya ya kaya obama, hilary, bill clinton, megawati, jokowi, SBY, sama cukong-cukong cina di sini kyk CT, james Riyadi dan lain-lain deh.

B: Ahh yang bener lo? coba gw liat..

A: disitu ditulis banyak, katanya james riyadi itu pahlawanya si bill clinton buat pemenangannya jadi presiden. obama itu yang sekarang bonekanya si para clinton ini. jadi amerika bukan cuma mau nguasain freeport, tapi seluruh RI.

B: iya sih ditulis dalem blog itu, tapi sumbernya masih ga jelas.

D: iya kan udah deket pemilu.

C: iya emang banyak  kan kayak gitu nebar isu yahh biasa paling politik.

A: nah iya jadi menurut gw jokowi juga bakalan jadi boneka nih, liat aja sekarang dia kayak disetir sama si mega. lo mau nanti aset-aset negara dijual-jualin lagi?

B: iya tapi menurut gw emang konspirasi emang banyak, apa lagi mau deket-deket pemilu.. masih ga ada yang jelas disini..

obrolan terus berlanjut, tapi entah kenapa suara kepedulian itu lama-lama meredup. Anak-anak ini bermodal sotoy, tapi mungkin salah satu dari bentuk kepedulian yang nampak, karena sudah muak dengan lika-liku politik yang sepertinya bisa dipermainkan oleh para petinggi negara ini. dengan menulis celotehan ini saya juga tidak tahu apa yang mereka omongkan. apa yang kita mengerti sebenarnya?




ynwa.